Hazrat 'Isa dan Baitullah

Lebih Besar Dari Bait Suci

Bayangkanlah pada musim Haji berikutnya, seseorang berdiri di depan Ka’bah di Mekah dan berseru dengan suara yang dapat didengar pada para jemaah haji di "Rumah Allah", mengatakan "Aku lebih besar dari Ka’bah." Apakah dugaan saya salah jika saya pikir dia akan mati kurang dari lima menit? Tidak akankah kumpulan para jemaah haji tersebut segera akan mengakhiri penghujatan itu? Apa artinya, jika seseorang menyatakan dirinya lebih suci daripada tempat paling suci bagi umat Islam?

Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah kita melihat arti Bait Suci menurut ayat-ayat suci orang Yahudi. Raja Daud mempunyai kerinduan untuk membangun sebuah bait untuk Allah, tapi Tuhan memberitahu kepadanya bahwa ia tidak diijinkan membangun bait Allah karena raja Daud adalah prajurit. Tapi putranya, yaitu Salomo membangun Bait Allah. Ketika Bait itu selesai, "Kemudian imam-imam membawa tabut perjanjian TUHAN itu ke tempatnya, di ruang belakang rumah itu, di tempat maha kudus, tepat di bawah sayap kerub-kerub…Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, datanglah awan memenuhi rumah TUHAN, sehingga imam-imam tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah TUHAN." (I Raja-Raja 8:6,10-11)

Dalam Matius 12 Yesus berhadapan dengan pemuka agama yang menanyakan kebiasaan Yesus dan murid-murid-Nya. Dalam konfrontasi ini Yesus berkata dalam ayat 6, "Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah." Perkataan itu tentu sangat memukul orang Yahudi. Yesus menyatakan diri bahwa Dia lebih besar dari Bait Suci, tempat kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka. Kemudian dalam ayat 14, "Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia." Apakah sangat mengejutkan reaksi orang Farisi itu dengan rencana mereka untuk membunuh Yesus? Apakah reaksi mereka berbeda dengan apa yang akan dilakukan umat Muslim sejati terhadap orang yang mengatakan sama dengan apa yang Yesus katakan?

Dalam Yoh 1:1;14, "Pada mulanya adalah Firman ... dan Firman itu adalah Allah. ...Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemulian-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran." Firman adalah sebutan untuk Yesus – dan sebutan untuk Yesus ini bahkan digunakan juga dalam Al-Qur'an. Dan "Firman itu ADALAH Tuhan." Dalam kata kerja Yunani dalam kalimat "diam di antara kita" mempunyai akar yang sama dengan kata yang digunakan untuk tempat di mana Tuhan hadir. Sebagaimana kemuliaan Tuhan memenuhi Bait Suci, maka, kita (murid-murid-Nya) telah melihat kemuliaan-Nya (Yesus – Firman Tuhan) yang ADALAH Dia yang Esa (yaitu Tuhan).

Itu tadi bukanlah perkataan Yesus, tapi dikatakan oleh Yahya (walaupun dia seorang penganut monotheisme Yahudi yang ketat!), dan banyak orang Islam yang tidak menyukainya, oleh karenanya, marilah kita teruskan dengan perkataan Yesus sendiri. "Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: ‘Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?’ Jawab Yesus kepada mereka: ‘Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.’ Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: ‘Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?’ Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus." (Yoh 2:18-22). Yesus sendiri membandingkan tubuh-Nya dengan Bait Suci. Apakah Bait Suci? Bait Suci adalah "Tempat berdiam Allah di bumi". Tempat di mana Tuhan bertemu dengan orang Israel dan berbicara dengan mereka.

Sesaat sebelum penyaliban-Nya kita membaca dalam Yoh 14:6, "Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.’" Yesus (dan dalam hal ini Ia secara fundamental tidak seperti para pendiri agama lain, termasuk Muhammad) tidak mengatakan: Aku tahu kebenaran dan Aku telah menyampaikannya kepadamu. Ia juga tidak berkata: Ikutilah perkataanku, karena dengan demikian kamu akan menemukan hidup. Yesus berkata: AKULAH Kebenaran, AKULAH Hidup.


Indeks Utama