Migran-migran Baru, “Kita orang Muslim harus berubah”, ujar Dr Tawfik Hamid

Setelah serangan-serangan teroris biadab yang dilakukan oleh sesama saya Muslim di seluruh dunia, dan setelah terlalu banyak tindak kekerasan oleh kaum islamis di banyak belahan dunia, saya merasa bertanggung jawab sebagai seorang Muslim dan sebagai manusia, untuk bersuara dan mengatakan kebenaran untuk melindungi dunia juga orang Muslim dari musibah dan kekacauan yang akan terjadi dan perang peradaban. Saya harus mengakui bahwa pengajaran Islam belakangan ini menciptakan kekerasan dan kebencian terhadap non Muslim. Kita orang Muslimlah yang harus berubah.

 

Bacaan menarik

Rabu, 11 Sep 2013. Subyek: “Kita orang Muslim harus berubah”, ujar Dr Tawfik Hamid…

Sebuah suara waras yang kesepian di padang belantara ………..

Belum lama ini saya membaca sebuah biografi Nabi Muhammad dan harus saya katakan bahwa saya tidak terkesan padanya.

1) Pertama ia menikah pada usia 25 tahun, dengan Khadijah yang usianya jauh lebih tua, dan yang merupakan majikannya. Ia mempekerjakan Muhammad untuk pergi melakukan urusan bisnis untuknya dan ia terkesan karena pegawainya ini berhasil mendatangkan keuntungan sehingga kemudian ia melamar pegawainya itu.

2) Selama pernikahannya dengan Khadijah, ia tidak menikahi siapapun namun menghamili salah satu budaknya yang kemudian melahirkan seorang putra baginya yaitu Ibrahim.

Dalam buku itu dikatakan bahwa hal tersebut merupakan praktik yang lazim untuk memiliki budak-budak; berhubungan dengan mereka namun tidak mengakui mereka sebagai istri ataupun gundik. Namun demikian anak-anak yang dilahirkan dari hubungan itu diakui.

Pertanyaannya adalah berapa banyak budak yang dimilikinya – jelasnya, berapa banyak wanita yang telah ditidurinya namun ia mengklaim hanya beristri satu?

3) Lalu ketika Khadijah wafat, saat itu ia berusia 50 tahun (Khadijah 65 tahun) namun BEBERAPA HARI KEMUDIAN ia menikahi seorang wanita bernama Saodah (maaf jika saya lupa namanya)

Pada tahun berikutnya ia menikahi Aisha yang masih berusia 6 tahun namun dalam bukunya ia dipuji karena tidak meniduri anak perempuan itu hingga Aisha berusia 9 tahun. Saat itu ia telah berusia 54 tahun – sangat layak menjadi kakeknya!

Pada tahun-tahun berikutnya, ia berulangkali menikah. Total ia mempunyai 13 istri, 9 diantaranya masih hidup ketika ia meninggal.

Dari ke-13 istrinya, hanyalah Aisha yang masih perawan.

Salah satu dari antara mereka adalah bekas istri anak angkatnya. Buku itu mengatakan  Allah ingin membuktikan bahwa Islam tidak mengakui adopsi. Jadi orang yang diperlakukan Muhammad sebagai anak angkat – tidak diakui oleh Islam. Untuk membuktikannya, Muhammad bahkan menikahi “menantu perempuannya” yang telah diceraikan.

Jika ini bukan sebuah kesesatan, lalu apa?

Namun orang Muslim hanya diperbolehkan beristri 4. Menurut buku itu, Muhammad diijinkan beristri lebih banyak.

4) Ia tidak menafkahi para istrinya. Aisha dikutip mengatakan kadangkala selama 3 bulan tidak ada api yang dinyalakan untuk memasak. Lalu apa yang mereka makan? Kurma dan air!!

5) Bagaimana mereka membuat orang menerima agama mereka? Bukan dengan berkhotbah atau mengajari mereka menjalani hidup dengan baik, namun melalui perang.

Muhammad adalah seorang panglima perang. Ia mendekati suku-suku dan mengancam akan membunuh mereka jika mereka menolak memeluk Islam.

6) Ia tidak mendirikan Ka’aba. Sesungguhnya itu dibangun oleh Abraham (tokoh Alkitab) tetapi pada masa Muhammad orang-orang berdoa kepada berhala-berhala di tempat itu. Jika Ka’aba telah ada jauh sebelum Muhammad menyebarkan agamanya – bagaimana Ka’aba dapat menjadi lambang religius Islam?

Ka’aba adalah milik orang Yahudi (Abraham adalah seorang Yahudi), bukan orang Muslim.

7) Secara konstan ada penyebutan ORANG KAFIR, yaitu mereka yang berdoa kepada berhala-berhala, dsb.

Orang-orang ini dihina/diancam

Ketika mereka mengatakan bahwa Islam adalah agama damai …. maaf saya tidak memercayainya.
Islam lebih merupakan agama kebencian, tidak menerima hak orang lain untuk memilih agama/jalan hidupnya sendiri.

8) Dan mengenai Allah: semua orang yang hidup pada masa itu – Yahudi, kafir, Muslim menyebut Tuhan sebagai ALLAH.
Tidak ada masalah bagi siapapun menggunakan kata ALLAH ketika mengacu kepada Yang Maha Tinggi!

Tetapi tiba-tiba di Malaysia, ALLAH adalah sesembahan Muslim

Tuhan tolonglah kami!!!

“Kita orang Muslim harus berubah”, ujar Dr Tawfik Hamid.

Saya dilahirkan sebagai orang Muslim dan menjalani seluruh hidup saya sebagai penganut Islam.

Setelah serangan-serangan teroris biadab yang dilakukan oleh sesama saya Muslim di seluruh dunia, dan setelah terlalu banyak tindak kekerasan oleh kaum islamis di banyak belahan dunia, saya merasa bertanggung jawab sebagai seorang Muslim dan sebagai manusia, untuk bersuara dan mengatakan kebenaran untuk melindungi dunia juga orang Muslim dari musibah dan kekacauan yang akan terjadi dan perang peradaban.

Saya harus mengakui bahwa pengajaran Islam belakangan ini menciptakan kekerasan dan kebencian terhadap non Muslim. Kita orang Muslimlah yang harus berubah. Hingga saat ini kita menerima poligami, memperbolehkan pria memukuli wanita, dan membunuh orang-orang yang meninggalkan Islam untuk memeluk agama lain.

Kita tidak pernah mempunyai pendirian yang jelas dan kuat mengenai konsep perbudakan atau perang, untuk menyebarkan agama kita dan menundukkan orang lain kepada Islam dan memaksa mereka membayar pajak penghinaan yang disebut Jizyah. Kita meminta orang lain menghormati agama kita sedangkan sepanjang waktu kita mengutuki orang non Muslim keras-keras (dalam bahasa Arab), menggunakan pengeras suara, saat sembahyang Jumat di mesjid-mesjid.

Pesan apa yang kita sampaikan kepada anak-anak kita ketika kita menyebut orang Yahudi “keturunan babi dan kera”, apakah ini pesan damai dan kasih atau pesan kebencian?

Saya pernah pergi ke gereja-gereja dan sinagoga ketika mereka mendoakan orang Muslim. Sedangkan sepanjang waktu kita mengutuki mereka, dan mengajari generasi kita untuk menyebut mereka orang kafir dan membenci mereka.

Kita langsung membela Nabi Muhammad ketika ada yang menuduhnya pedofil dan pada saat yang sama dalam buku-buku kisah islami kita sangat bangga ia menikahi  Aisha yang masih berusia 6 tahun sedangkan ia sendiri telah berusia lebih dari 50 tahun.

Dengan sedih hati saya mengatakan bahwa banyak, atau kebanyakan dari kita, yang bersukacita dengan tragedi 11 September dan banyak serangan teroris lainnya.

Orang Muslim mengutuk serangan-serangan ini hanya agar terlihat baik di media, namun kita mengijinkan teroris Islam dan bersimpati dengan tujuan mereka. Hingga sekarang pihak otoritas religius tertinggi kita tidak pernah mengeluarkan Fatwa atau pernyataan religius untuk menyatakan bahwa Bin Laden adalah seorang yang sesat, sementara seorang penulis seperti Salman Rushdie kita nyatakan sesat, dan harus dibunuh berdasarkan hukum Syariah Islam hanya karena menulis buku yang mengkritik Islam.

Orang Muslim berdemonstrasi untuk mendapatkan lebih banyak hak religius seperti yang yang kita lakukan di Perancis untuk menghentikan pelarangan Hijab, sedangkan kita tidak berdemonstrasi dengan semangat seperti dan dengan jumlah orang sebanyak itu terhadap para teroris yang membunuh.

Kebungkaman absolut kita terhadap terorislah yang memberikan energi kepada para teroris ini untuk terus melakukan perbuatan jahat mereka. Kita orang Muslim harus berhenti menyalahkan orang lain untuk masalah kita atau konflik Israel/Palestina.

Sejujurnya, Israel adalah satu-satunya terang demokrasi, peradaban, dan hak azasi manusia di seluruh Timur Tengah.

Kita mengusir orang Yahudi tanpa kompensasi atau kemurahan dari banyak negara Arab untuk membuat “negara-negara bebas Yahudi” sementara Israel menerima lebih dari sejuta orang Arab untuk tinggal disana, mempunyai kebangsaannya dan menikmati hak-hak mereka sebagai manusia. Di Israel wanita tidak boleh dipukuli pria, dan siapapun boleh mengubah sistem kepercayaannya tanpa takut dibunuh oleh hukum pemurtadan Islam, sedangkan dalam dunia Islam orang tidak menikmati hak-hak ini. Saya setuju bahwa “orang Palestina” menderita, tetapi mereka menderita karena para pemimpin mereka yang korup, dan bukan karena Israel.

Tidaklah lazim melihat orang Arab yang tinggal di Israel pindah untuk tinggal di dunia Arab. Di sisi lain, kita telah terbiasa melihat ribuan orang Palestina dengan sukacita pergi bekerja di Israel, yang adalah musuhnya. Jika Israel memperlakukan orang Arab dengan buruk, seperti yang diklaim orang, tentu kita akan melihat yang terjadi adalah sebaliknya.

Kita orang Muslim harus mengakui permasalahan kita dan menghadapinya. Barulah kita dapat memperlakukan mereka dengan baik dan memulai era baru untuk hidup harmonis dengan sesama manusia. para pemimpin religius kita harus menunjukkan pendirian yang jelas dan kuat terhadap poligami, pedofilia, perbudakan, pembunuhan terhadap orang-orang yang meninggalkan Islam dan memeluk agama lain, pemukulan terhadap wanita, dan mengumumkan perang terhadap non Muslim untuk menyebarkan Islam.

Setelah itu, barulah kita berhak untuk meminta orang lain untuk menghormati agama kita. sudah tiba waktunya menghentikan kemunafikan kita dan secara terbuka mengatakan “Kita orang Muslim harus berubah”.

Mengenai penulis:

Dr. Tawfik Hamid adalah seorang pemikir Islam dan reformator yang pernah menjadi ekstrimis Islam dari Mesir. Ia adalah anggota organisasi teroris Islam Jamaah Islamiya bersama Dr. Ayman Al-Zawahiri, yang kemudian menjadi pemegang komando kedua Al-Qaeda.

Dr. Hamid, yang juga dikenal sebagai Tarek Abdelhamid, mempunyai gelar dalam bidang Pengobatan Internal dan gelar Master dalam Psikologi Kognitif dan Teknik-teknik Pendidikan.

Belum lama ini Dr. Hamid adalah Pejabat Senior Institut Potomac untuk Studi-studi Kebijakan dan Presiden dari Gerakan Global Menentang Islam Radikal. Dr. Hamid juga adalah penulis “Inside Jihad”.