Tidak Ada Nabi Dari Keturunan Ismail

Melihat bahwa kenabian hanya dibatasi pada anak-anak Israel, berdasarkan kesaksian Torat, Injil dan Quran, lalu bagaimana Muhammad dapat mengklaim diri sebagai nabi?

 

Dalam Sura 45:16 kita membaca: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezki-rezki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya)”.

Juga dalam Sura 29:27 kita membaca: “Dan Kami anugrahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Ya’qub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh”.

Ini adalah deklarasi fakta bahwa kenabian hanya dibatasi pada Bani Israel saja, dan itu sesuai dengan sudut pandang Taurat, karena Taurat mengingatkan anak-anak Israel tentang menerima siapapun dari keturunan Ismail yang mengklaim diri sebagai nabi: “Lalu Abraham berkata kepada Elohim, ‘Biarlah Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu! Namun Elohim berfirman, ‘Sara istrimu pasti akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau harus memanggil namanya Ishak, dan Aku telah membangun perjanjian-Ku dengannya, untuk suatu perjanjian yang kekal bagi keturunannya sesudah dia” (Kejadian 17:18-19). “Dan Sara melihat anak Hagar, orang Mesir yang telah melahirkan bagi Abraham, sedang mengolok-olok. Dan dia berkata kepada Abraham, ‘Usirlah perempuan hamba itu dan anaknya karena anak [dari] perempuan hamba itu tidak akan menjadi ahli waris bersama anakku, bersama Ishak. Dan hal itu sangatlah jahat di mata Abraham, berkenaan dengan anaknya itu. Namun Elohim berfirman kepada Abraham, ‘Kiranya hal itu tidak menjadi jahat di matamu, berkenaan dengan anak muda itu dan berkenaan dengan perempuan hamba itu; semua yang Sara katakan kepadamu, dengarkanlah keluhannya, karena yang akan disebut keturunan bagimu adalah Ishak” (Kejadian 21:9-12).

Tuhan juga berkata kepada Abraham, “Dan oleh keturunanmu segala bangsa di bumi akan diberkati, karena apa yang telah engkau dengarkan dari firman-Ku (Kejadian 22:18). Tuhan mengulangi janji ini kepada Ishak dan berkata kepadanya setelah kematian ayahnya, “Dan aku akan memperbanyak keturunanmu seperti bintang di langit, dan Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmulah segala bangsa di bumi akan diberkati” (Kejadian 26:4). Pesan ini diulangi lagi kepada Yakub, yang diperintahkan Tuhan agar lari dari saudaranya, “Dan keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah, dan engkau akan berkembang ke arah timur, dan barat, dan utara, dan selatan. Dan semua kaum di muka bumi akan diberkati olehmu dan keturunanmu” (Kejadian 28:14).

Jadi, berkat bagi dunia dan perjanjian ilahi akan benih/keturunan yang dijanjikan dibatasi hanya pada keturunan Abraham, Ishak dan Yakub – yaitu garis keturunan Kristus. Perjanjian Baru mengkonfirmasi apa yang dikatakan Perjanjian Lama mengenai pembatasan kenabian hanya pada anak-anak Israel.

Kristus berkata: “Keselamatan itu berasal dari orang-orang Yahudi” (Yohanes 4:22). Rasul Paulus berkata, “Lalu, apakah keunggulan seorang Yahudi itu? Atau apakah manfaat sunat? Memang banyak menurut berbagai kebiaasaan, karena terutama bahwa mereka dipercayakan firman Elohim” (Roma 3:1-2). Ia juga menggambarkan orang Yahudi sebagai “Orang-orang Israel,yang empunya hak diadopsi dan kemuliaan dan perjanjian dan pemberian Torat dan ibadah dan janji-janji; yang empunya para leluhur dan yang daripadanyalah datang Mesias secara daging, yang adalah Elohim atas segala sesuatu, yang terberkati sampai selamanya. Amin” (Roma 9:4,5).

Melihat bahwa kenabian hanya dibatasi pada anak-anak Israel, berdasarkan kesaksian Torat, Injil dan Quran, lalu bagaimana Muhammad dapat mengklaim diri sebagai nabi? Bagaimana Quran dalam Sura 19:54 dapat berkata, “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi”, dan kemudian berkata bahwa hanyalah Muhammad nabi bagi orang Arab, dan tidak ada nabi yang mendahuluinya yang diutus kepada mereka: “Dan Kami tidak pernah memberikan kepada mereka kitab-kitab yang mereka baca dan sekali-kali tidak pernah (pula) mengutus kepada mereka sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun” (Sura 34:44); “Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan: “Dia Muhammad mengada-adakannya.” Sebenarnya Al-Quran itu adalah kebenaran dari Rabbmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk” (Sura 32:3)?

Quran mengakui kelebihan anak-anak Israel di atas semuanya ketika Quran mengatakan, “Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat” (Sura 2:47). Quran berulangkali mengatakan bahwa Ishak, putra Abraham yang kedua, dan cucunya Yakub adalah karunia Tuhan kepada Abraham, dan sama sekali tidak menyebut Ismail, sekalipun Ismail adalah putra sulung Abraham. Referensi berikut ini menyaksikan fakta tersebut:

“Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk…” (Sura 6:84).

“Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Ya’qub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi. Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi” (Sura 19:49, 50).

“Dan Kami telah memberikan kepada-nya (Ibrahim) lshak dan Ya’qub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah”  (Sura 21:72, 73).

“Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang Zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata”  (Sura 37:113).