Bagaimana Muhammad "Menggampangkan" Tiket Masuk Surga

Dulu, orang-orang Arab abad ke-7 adalah buta huruf. Mereka tak ada ilmu, tak ada info dan tolok perbandingan kecuali dongeng nenek moyang. Apa itu surga dan apa neraka bisa didongengkan oleh siapa saja orang yang berani tampil dengan modal berani & penuh keyakinan untuk membual. MAKA TAHULAH KITA SIAPA ITU MUHAMMAD YANG SEBENARNYA! Dia sungguh tidak tahu apa-apa tentang Surga, tempat bertahtanya Tuhan dengan segala kemuliaan, kekudusan dan kebenaranNya. Tetapi dia telah TERLALU BERANI BLUFFING (spekulasi dengan membual) dengan mengatas-namakan Allah. Dia secara kontradiktif berbicara semaunya hingga berani menjual tiket murahan kesurga kepada para pengikutnya...


By Ali Masehi (new edited)

 

Surat Al Fatihah telah diserukan 17 kali setiap hari oleh Muslim kepada Allah dalam 5 kali shalat-wajibnya. Intinya adalah memuji Allah dan memohonkan petunjuk untuk menemukan “Jalan yang lurus”, jalan yang bukan seperti jalan-jalannya orang kafir, yang telah disesati oleh setan atau yang dimurkai oleh Allah. Itu terdapat pada ayat ke 6 dan 7 dari total 7 ayat Al Fatihah.

Tampaknya seruan semacam ini sangat baik dan rohani, tetapi sesungguhnya ia adalah doa yang teramat aneh tak masuk akal, kontradiktif dan mubazir. KENAPA? Pertama, dengan seruan yang berulang-ulang memintakan “jalan yang lurus” itu berarti Muslim masih perlu dan terus-terusan mencari jalan tersebut setiap saat dari setiap harinya yang berjalan. Jalan yang lurus sepertinya belum tersedia dan harus dimohonkan. Akan tetapi bukankah wahyu dan petunjuk Allah sudah diturunkan sempurna, dan selesai ditutup dengan turunnya surat Quran yang terakhir pada surat at-Taubah? Jikalau itu adalah jalan yang LURUS, semestinya Allah tidak mempersulit siapapun untuk menemukannya secara ready dan terbuka, dan bukannya malah misterius yang harus terus dicarikan orang perorang.

Lalu dimanakah atau bagaimanakah “Jalan Lurus” yang satu itu sesungguhnya dapat ditemukan? Jawabannya bahkan lebih mengherankan, yaitu dengan cara “wajib membacanya dalam setiap kali shalat wajib”! Dan barangsiapa yang tidak membacakannya, maka dia akan langsung dihukum seketika itu juga. Yaitu dengan menjadikan shalatnya serentak tidak valid, karena ada tertulis, “Barangsiapa yang tidak membacakan al-Fatihah dalam shalatnya, maka shalatnya tidak sah” (Hadist Shahih Bukhari 12.723). Pertanyaannya, apakah tidak sah itu berarti bahwa si pendoa itu kena hukuman langsung tidak mendapatkan jalan yang lurus pada saat tersebut, melainkan mendapati jalan yang sesat dan yang dimurkai Allah?

Berbeda terbalik, Tuhan Alkitab justru TELAH LAMA mengajarkan kepada kita dimana menemukan JALAN tsb!Jauh sebelum lahirnya Muhammad, Jalan lurus-Nya telah Tuhan sendiri nyatakan kepada umatNya. Tuhan sudah bersabda komplet dalam ketiga Kitab-SuciNya sebelum Quran, baik lewat Musa (Taurat) dan Daud (Zabur) dan Yesus (Injil) berturut-turut:

“Maka lakukanlah semuanya itu dengan setia, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh YAHWEH, Elohimmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri. Segenap jalan, yang diperintahkan kepadamu oleh YAHWEH, Elohimmu, haruslah kamu jalani, supaya kamu hidup, dan baik keadaanmu serta lanjut umurmu di negeri yang akan kamu duduki." (Taurat Musa, Kitab Ulangan 5:32-33)

“Aku (Elohim) hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu

jalan yang harus kautempuh .. . .” (Mazmur/Zabur Daud 32:8)”.

Yesus berkata lurus, “Tetapi engkau: ikutlah Aku."

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.

Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”.

(Injil Rasul Yohanes 21:22, 14:6)

 

Jadi, minta petunjuk ILAHI yang itu-itu lagi seumur hidupnya seorang Muslim sungguh adalah sebuah redundant dan kesalahan! Segala Petunjuk Jalan dan peringatan sudah diturunkan berabad-abad terdahulu. Ada Taurat, Mazmur, Injil dan Quran. Dan bukankah Muhammad telah disebut Allah sebagai nabi terakhir yang “memberi peringatan yang menjelaskan”? (QS 46:9). Jadi Anda mau apa lagi dari Allah? Yang dibutuhkan jelas bukan minta PETUNJUK an sich, melainkan justru meminta agar diri Anda diperkuat Allah untuk berjalan dalam “jalan-lurus”yang toh sudah ditunjukkan Allah lewat setiap nabiNya!

Tetapi disinilah masalahnya. Agaknya Muhammad sendiri justru menyimpan keraguan & kebingungan terbesar apakah ada SATU jalan lurus dan langsung menuju keselamatan yang kekal? Bukankah kepada Muhammad telah terlanjur ditegaskan oleh Allah bahwa semua Muslim, termasuk dirinya, justru telah ditetapkan mesti masuk neraka?

“Dan tidak ada seorangpun dari padamu (Muhammad), melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan”(Surat Maryam 19:71).

Ini adalah ketentuan wahyu yang amat sangat menggelisahkan setiap Muslim, bahkan mungkin telah menghantui diri Muhammad sendiri, sehingga ia merasa harus mencari kiat diluar Quran (yaitu dalam Hadis-Nabi) agar mendapatkan kelonggaran dan ketetapan lain yang bisa menolak neraka yang dipastikan.

Jangankan Muhammad, para Ulama sejak dulu juga sudah mencoba mensiasati penafsiran ayat tersebut agar maknanya tidak menghantui, melainkan bisa diperingan atau disimpangkan, walau hanya menjadi semacam pelipur-lara.

Mereka misalnya memainkan kata “wariduha” dalam bahasa aslinya, yang diterjemah menjadi “mendatangi” dan bukan “masuk” ke neraka. Padahal kepastian itu jelas diartikan sebagai “enter, atau go-down” seperti yang dikatakan Al-Tabari dalam tafsirnya terhadap ayat ini: “Semuanya tanpa kecuali akan masuk kedalam Jahannam”, dimana Ibn Rawaha juga  berkata: “Saya tahu bahwa saya akan masuk neraka, dan tidak tahu apakah saya akan dikeluarkan dari sana atau tidak”. Itu pulalah yang dirujukkan dalam QS.11:118, 119.

Akhirnya, dengan kegigihan dan kreatifitasnya yang canggih, Muhammad-pun menemukan sejumlah cara diluar Quran agar pintu surga bisa lebih gampang dimasukinya, bahkan akhirnya kebablasan menjadikannya lebih gampang masuk surga ketimbang masuk ke Ancol!

 

CARA-CARA KREATIF MUHAMMAD MENJUAL TIKET KE SURGA

Inilah beberapa cara terobosan Muhammad yang mencoba menetralkan pemastian Muslim masuk neraka.

1. Pertama-tama ia – diluar wahyu -- mengubah surga yang sakral dan mahakudus menjadi “surga-gampangan” bagi masuknya pelbagai kelompok elite Muslim, khususnya para sahabatnya yang Muhammad beri jaminan surga.

2. Kemudian Muhammad memperluas definisi dan cakupan (yang tadinya hanya untuk para syuhada) kini ikut dipastikan Allah langsung masuk surga.

3. Lalu ia melebarkan jaminannya dengan memasukkan pelbagai-macam pelaku kebaikan atau korban penderitaan yang dilayakkan masuk surga.

4. Akhirnya Muhammad kebablasan, sampai berani memberi tiket kepastian kepada  ‘para kriminal,pezinah dan pemabok’ (!) juga bisa masuk surga gampangan!

(baca dibawah).

 

 

Disinilah tampak jelas betapa Muhammad itu bukan ahli surga, melainkan spekulan surga. Dia tidak tahu apa itu SURGA, sebuah kerajaan Tuhan Semesta dengan kemuliaan dan kekudusannya yang zero-sin! (tanpa dosa semikron-pun). Dia dulu berkisah tentang Iblis yang bisa masuk ke surga sekalipun sudah terusir dari sana (QS. 7:18, 19, 20). Kini dia berkisah tentang preman, pezina, pemabok dll yang dipastikan bisa masuk surga asal tidak mempersekutukan Allah swt!

Muhammad tidak tahu bahwa Kudus itu bukan entitas dunia atau seperti dunia. Penghuni surga bukanlah orang yang sekedar Muslim (yang asal bersyahadat) ataupun saleh atau orang baik-baik dan banyak pahala sekalipun! Setiap penghuni surga haruslah seperti malaikat yang tanpa dosa. Ia adalah orang KUDUS karena telah dikuduskan lewat rahmat pengampunan dosa oleh Tuhan yang betul-betul pernah mengampuni, dengan berkata:

Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka." (Yer.31:34)… "Hai saudara, dosamu sudah diampuni." (Lukas 5:20).

Muhammad bukan ahli surga. Ia sangat tahu bahwa Allah-nya belum pernah sekalipun berkata kepadanya: “Muhammad, dosamu sudah Aku ampuni”! Batas tahunya telah disekat dalam ketidak-tahuannya akan masuk surga. Itu disadarinya ketika Allah memerintahkan dirinya untuk berkata sejelasnya: “…aku (Muhammad) tidak mengetahui apa yang akan diperbuat (Allah) terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu”? (Qs.46:9).

Akan tetapi, berlawanan dengan apa yang dia disuruh akui dalam wahyuNya, Muhammad tetap berani (nekad) memastikan tiket ke surga bagi para pengikutnya. Apakah ini tidak berbahaya? Menjamin apa yang tak ada wenang untuk menjamin?

(A). Muhammad tahu bahwa Allah dalam Quran menjanjikan para syuhada fi sabilillah langsung naik surga. Maka secara pribadi, iapun memberanikan diri untuk memproklamirkan 10 orang yang dipastikan naik ke surga! (Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, I, no.50). Sayangnya, daftar 10 orang ini awalnya tidak turut memasukkan nama Muhammad sendiri. Maka kemudian daftar ini “diperbaiki” dalam versi berikutnya yang memasukkan dirinya, tapi dengan mengeluarkan nama Abu Ubaidah ibn al-Jarrah yang malang! (Ibid, IV, no.3905). Kasus Abu Ubaidah yang malang terjadi karena “kesalahan administrasi” yang hanya Muhammad dan Allah sendiri yang tahu!

(B). Beliau memperlebar pintu surga dengan memperluas jenis mati syahid yang otomatis akan terjamin naik surga. Ia berani menjamin dengan bersabda:

“Yang disebut mati syahid itu ada 5 macam: Orang mati kena tikam.

Orang mati karena sakit perut. Orang mati tenggelam. Orang mati

ditimpa longsor. Orang yang mati fi sabilillah” (HS.Bukhari 372).

 

Orang banyak di zaman ini akan bertanya: Bagaimana kelebihan mati kena-tikam, dibanding dengan kena tembak, atau kena pukul, atau kena tabrak (lalu-lintas), kena racun, kena sihir, dan kena BOM? Apa tetap mati syahid?

Dan bagaimana sakit perut versus sakit-sakit organ tubuh lain bagian dalam, semisal kanker rahim, hati, usus, pankreas dll, atau sakit typhus, diare karena makanan yang kotor? Penetapan 5 jenis kematian secara acak dan kasuistik sungguh mencitrakan rendahnya pemahaman akan sorga dan kualifikasi penghuninya. Surga itu tempat Tuhan berada, terkudus tanpa cacat dan dosa.

Per definisi, naik ke surga hanya mungkin jikalau kondisinya nol-dosa, setelah terampuni oleh Tuhan yang jelas-jelas berkata: DOSAMU AKU AMPUNI. Jadi apa hubungannya pisau, tenggelam di laut Nyi Loro Kidul dan segala macam sakit perut (bukan jantung) ini dengan pengampunan dosa oleh Allah SWT?

(C). Pintu surga dibentangkan lebih luas lagi oleh Muhammad pribadi dengan ganjaran terhadap pahala khusus:

“Barangsiapa yang menggali sumur, maka orang itu mendapat surga...

Barangsiapa yang menyediakan perbekalan untuk tentara yang kekurangan,

maka orang itu mendapat surga”. (HS.Bukhari 1265)

Bila itu yang jadi syarat kesurga, maka ehm…mari, yuk, rame-rame kita gali sumur dan bagi-bagi airnya… Paling invest barang 10 juta rupiah untuk tiket ke surga, ketimbang tiket wisata ke USA yang makan beberapa ribu dollar Amerika!

(D). Angka-kesedihan  juga dilibatkan oleh Muhammad untuk menjadi penentu

kenaikan kesurga:

“Seorang Muslim yang kematian 3 orang anak yang belum baligh,

dimasukkan Allah dalam surga” (HS.Bukhari 655).

Kenapa harus 3 dan harus baligh? Apa umur dibawah baligh itu tanpa dosa? Bagaimana mengukur usia baliq disuku-suku bangsa dan masa yang berbeda? Dan bila kematian ketiganya pas ada satu yang melewati baliqnya dengan 1 minggu, maka apakah mereka dan orang tuanya itu ditolak masuk surga? Sesungguhnya, siapakah disini yang dipastikan masuk kesurga: Bapa atau ibu atau ketiga anak-anak? Kenapa? (lihat sub E dibawah)]

(E). Angka-kematian malah bisa diambangkan Muhammad demi mempermudah pengikutnya untuk lebih mudah naik kesurga, tapi dikhususkan hanya kepada IBU:

“Wanita yang manapun yang kematian 3 orang anaknya, maka anak-

anaknya menjadi dinding baginya dari api neraka.” Bertanya seorang

wanita, “Kalau dua?” Jawab beliau, “Ya, dua juga.” (HS.Bukhari 656).

[Wanita yang manapun? Siapa itu yang manapun itu? Perempuan Yahudi jugakah? Kenapa Bapa anak-anak tidak otomatis ikut naik surga? Berbau kontradiksi dengan hukum sub D diatas? Kenapa ada tawar-menawar antara Muhammad dengan wanita itu, dari 3 jadi 2? Allah yang berbicarakah ketika terjadi tawar-menawar on the spot itu, ataukah Muhammad sendiri yang MENGOBRALKANNYA?]

(F). Fox Populi Fox Dei! Dua, tiga, empat orang saksi atas kebaikan seseorang cukup syarat masuk surga.

“Seorang Muslim yang disaksikan oleh 4 orang bahwa ia baik, maka

orang itu dimasukkan Allah ke surga.” Kami bertanya, “Bagaimana kalau

3 orang?” Jawab Nabi, “Ya, tiga orang juga.” Tanya kami lagi, “Kalau

dua?” Jawab Nabi, “Ya, dua juga.” (HS.Bukhari 706)

[Maaf, saya sudah tak mau komentar tentang pemastian Muhammad ini. Semua sudah terlalu konyol, absurd, dan non-sense diluar akal! Setiap raja, petinggi Negara dan masyarakat tentu naik surga semuanya, karena ada banyak orang yang tulus menangisi kematiannya, dan menganggapnya orang yang sangat baik! Pantesan juga sang suami disuruh Muhammad untuk berpoligami dengan berkata:

“maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat”, agar nanti bisa menjadi saksi bagi kelayakan sang suami/ayah masuk ke surga! Dan alangkah lancangnya Nabi yang menetapkan sesukanya rumusan gila ini untuk masuk surga?!]

(G). Akhirnya surga juga dibuat Muhammad menjadi semacam Criminal Center,

tempat kumpul-kumpul para preman yang pandai mengucapkan kalimat syahadat:

Rasulullah bersabda: Sesungguhnya barangsiapa diantara umatku yang mati, sedang dia tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun (versi lain: dia mengucapkan kalimat syahadat sebelum matinya), orang itu masuk surga.” Aku (Abu Dzar) bertanya: “Sekalipun orang itu berzinah dan mencuri?” Jawab Nabi: “Ya, sekalipun dia berzinah dan mencuri” (HS.Bukhari 647).Dan Ya, bahkan sekalipun ia minum minuman keras(HS.Muslim 5.2175).

Sudahlah, Hadis ini tak usah kita perdebatkan. Ini kita kembalikan saja kepada Front Pembela Islam FPI. Dan kita percaya bahwa FPI yang selalu mengobrak-abrik rumah mesum dan lapo tuak pasti tidak akan setuju dengan Muhammad disini. itulah surga Islamik bagi para preman, pencuri, pezinah dan pemabok.

Akhirnya, Rasul Allah juga memastikan surga dengan berkata:

“Ada 99 nama Allah. Ia yang menghafalnya dalam otak akan masuk ke surga. Sungguh Allah itu Ganjil dan Dia suka bilangan ganjil” (Sahih Muslim 6475).

 

Saudara Pembaca yang budiman,

Dulu, orang-orang Arab abad ke-7 adalah buta huruf. Mereka tak ada ilmu, tak ada info dan tolok perbandingan kecuali dongeng nenek moyang. Apa itu surga dan apa neraka bisa didongengkan oleh siapa saja orang yang berani tampil dengan modal berani & penuh keyakinan untuk membual.

MAKA TAHULAH KITA SIAPA ITU MUHAMMAD YANG SEBENARNYA!

Dia sungguh tidak tahu apa-apa tentang Surga, tempat bertahtanya Tuhan dengan segala kemuliaan, kekudusan dan kebenaranNya. Tetapi dia telah TERLALU BERANI BLUFFING (spekulasi dengan membual) dengan mengatas-namakan Allah. Dia secara kontradiktif berbicara semaunya hingga berani menjual tiket murahan kesurga kepada para pengikutnya, tetapi dilain pihak membasuh mulutnya dengan berkata sebaliknya:

“O kaum Quraisy! Selamatkanlah dirimu (dari api neraka) karena aku tidak bisa menyelamatkan kalian dari Hukuman Allah; O Bani Abd Manaf! Aku tidak bisa menyelamatkan kalian dari Hukuman Allah; O Safiya, Bibi dari Rasul Allah! Aku tidak bisa menyelamatkan kamu dari Hukuman Allah; O Fatima bint Muhammad! Mintalah segalanya dari kekayaanku, tetapi aku tidak bisa menyelamatkanmu dari Hukuman Allah” (Shahih Bukhari 4.51.16.)

Ini tentu membingungkan semua Muslim masa kini. Namun tidak bagi  kaum Ahli Kitab. Sebab sosok nekad seperti ini telah dicatat oleh Kitab Taurat sebagai nabi belakangan yang harus diwaspadai. Nabi Musa telah menubuatkan tentang akan datangnya seorang nabi palsu yang diindikasikan menggunakan perangkat terror yang menggentarkan (QS.3:151), dan selalu berbismillah “demi kata-kata Allah” secara terlalu-berani. Kepadanya telah Tuhan jatuhkan nasibnya: MATI !

“Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.

Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? --  (yaitu) apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya." (Ulangan 18:20-22).

 

Artikel ini dipetik dari situs www.buktidansaksi.com