Sekali lagi tentang Surat Ar-Rum

Sebelumnya, kami telah memperhati artikel yang membuktikan Nubuatan-nubuatan yang dicuriga atau yang palsu oleh nabi Muhammad.

Salah satu dari nubuatan gagal itu yang telah disorotkan diambil dari Surah 30:1-4. Berikut adalah apa yang dikatakan nubuatan itu:

"Kekaisaran Romawi telah dikalahkan - di suatu tempat yang dekat: Namun mereka, (walaupun) setelah kekalahan mereka (ini), akan segera berjaya - di dalam beberapa tahun."

Kita dapat melihat mengapa nubuatan ini tidak kuat dan malahan gagal terwujud dalam kerangka waktu yang telah ditetapkan oleh Quran. Secara detail perinciannya dapat dikaji semula di artikel sebelumnya.

Di sini pula, kita boleh menguji nubuatan tersebut dari beberapa sudut berbeda. Nubuatan ini merupakan contoh yang baik tentang bagaimana sangat membingungkan, tak lengkap dan tak dapat dipahaminya kitab Quran itu.

Nubuat ini menyatakan bahwa bangsa Romawi telah dikalahkan di suatu tempat yang dekat. Namun begitu, kita tidak dimaklumkan atau diberitahu mengenai siapa yang mengalahkan mereka, kapan (yakni Bila) mereka dikalahkan, dan dimana mereka dikalahkan. Apakah ungkapan suatu "tempat yang dekat" ditujukan kepada kaum Muslim ataukah bangsa Romawi? Jika dikatakan mengarah kepada kaum Muslim maka tetap saja memberikan kita masalah dalam mengidentifikasikan lokasi yang pasti.

Tempat yang dekat dengan daerah Muslim dapat merupakan rujukan terhadap Medina (jika selama hal ini "dikemukakan" pada saat kaum Muslim masih di Mekah), Mekah, Syria, Turki, Lebanon/Lubnan, Yerusalem, Persia dsb. Jika merujuk kepada bangsa Romawi sendiri, tempat yang dekat itu mungkin saja Turki (Konstantinopel) atau Roma. Bagaimanakah orang dapat mengetahuinya secara pasti?

Kedua, siapa yang sebenarnya mengalahkan bangsa Romawi dan bagaimana seseorang tahu secara pasti hakikat tersebut?

Ketiga, bilakah "nubuatan" ini diberikan? Sebelum atau setelah Hijrah? Karena nubuatan menyatakan bahwa bangsa Romawi akan mengalami kemenangan dalam beberapa tahun, maka mengetahui waktu yang pasti dari apa yang dianggap nubuatan ini adalah bagian penting dan integral dalam membuktikan apakah nubuatan ini dapat lulus atau tidak.

Tetapi, malangnya al-Quran telah gagal untuk menjawab satupun dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Orang harus mencari jawabannya di tempat lain, ke sumber-sumber pendukung yang disusun sekitar 1-200 tahun setelah kematian Muhammad. Ini berarti Quran sesungguhnya bukanlah satu catatan yang lengkap dan untuk memahaminya secara akurat dan tepat, orang harus merujuk kepada sumber-sumber yang sangat diragukan; materi-materi yang belum ditulis selama waktu peristiwa-peristiwa tersebut diduga terjadi. Contoh-contoh lain yang membuktikan bahwa Quran tidak masuk akal ataupun suatu catatan yang tidak lengkap mencakup sebagai berikut:

1. Quran tidak menyadari fakta bahwa Abraham memiliki lebih dari satu isteri sebab Quran menyebutkan isteri Abraham sahaja, bukan isteri-isteri. Isterinya itu sangat jelas adalah Sarah:

Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira. Mereka mengucapkan: Selamat! Ia menjawab: Selamat! maka tidak lama kemudian ia menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, ia memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Mereka berkata: 'Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah yang diutus kepada kaum Luth.' Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub. Para malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah." Surah 11: 69-73

"Sudahkah sampai kepadamu cerita tentang tamu Ibrahim yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaamun". Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal." Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan."(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim. Kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: " (Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul." Mereka berkata: "Demikianlah Tuhanmu memfirmankan" Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Surah 51: 24-30

Ini memberikan kesan yang salah dimana seakan-akan Ishak dan Ismail datang dari ibu yang sama. Hanya dengan rujukan Alkitab atau kitab-kitab hadis (tradisi) yang muncul kemudian orang dapat mengetahui bahwa ibu Ismail adalah Siti Hagar.

 

2. Siapa dan apakah Abu-Lahab? Kita diberitahukan dalam Surah 111: 1-5:

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut. 111: 1-5

Siapakah Abu-Lahab? Ada apa dengan ini semua? Siapakah isterinya dan mengapa mereka terkena kutuk?

 

3. Siapa yang bermuka masam pada siapa dan mengapa?

Dia bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfa'at kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya. Surah 80: 1-10

Siapa yang bermuka masam? Dan mengapa ia dapat - siapapun itu - bermuka masam terhadap orang buta? Siapa orang buta itu? Mengapa ia dianggap najis (perlu membersihkan dirinya dari dosa)? Siapa orang yang menganggap dirinya serba cukup?

 

4. Siapakah mereka yang membawa kebohongan dari antara kaum Muslim?

"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga: Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu.

Tiap-tiap orang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa dari mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam pennyiatan berita bohong itu baginya azab yang besar. Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu'mini dan mu'minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak ) berkata: " Ini adalah suatu berita bohong yang nyata."

Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta! Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmatnya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu.

(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar!" Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman. Dan Allah ,menerangkan ayat-ayatnya kepada kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui. Dan sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar). Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-kangkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar,- Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allah-lah yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya). Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji, dan wanita-wanita yang beik-beik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik. Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh orang-orang: bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia." (Al-Quran, Surah 24:11-26)

Dapatkah seseorang menjelaskan bahagian ini tanpa merujuk balik kepada S'irah maupun Hadis?

 

5. Mengapa Surah-surah ini diungkapkan?

"Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, Dari kejahatan mahluk-Nya; Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita; Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul; Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki". S. 113:1-5

"Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia, Raja manusia, Sembahan manusia,- Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,- Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,- Dari (golongan) jin dan manusia S. 114:1-6

Siapakah sang pembisik itu? Siapakah mereka yang menghembus pada buhul-buhul?

 

6. Akhirnya, dapatkah seorang Muslim menunjukkan hanya dari Quran saja umur Muhammad ketika ia menjadi "rasul" Allah? Dapatkah mereka menunjukkan hanya berdasarkan Quran saja berapa lama karir dan 'kerjaya' kerasulannya bertahan dan berapa banyak surah yang telah diwahyukan kepadanya?

Hal-hal tersebut hanyalah beberapa dari banyak contoh yang menyingkapkan kekacauan struktur, ketidaklengkapan dan ketidaklogisan Al-Quran.

 

7. Perkara-perkara amat mencurigakan yang diuraikan di atas amat pantang sekali diakui, terutamanya oleh para pendakwah dan misionaris Islam. Tetapi kendati begitu, terdapat juga pujangga dan alim ulamak Islam yang jujur lagi ikhlas yang sanggup memperakui hakikat masalah, kecurigaan dan kemusykilan ketara yang dikandungi dalam sumber-sumber rasmi Islam-mahupun al-Quran, Hadis, Sirah atau yang lainnya.

Tetapi, untuk membuat perakuan masalah-masalah didalam al-Quran ini memerlukan sikap jatidiri, kesungguhan dan keberanian yang cukup kental para ulamak-ulamak dan pujangga Islam ini. Salah seorang daripada mereka ialah Ali Dashti, beliau adalah seorang 'alim Islam yang cukup berilmu dan berpengetahuan, berasal dari rantau timur tengah.

Dalam Bukunya yang mengkaji karir dan kehidupan Nabi Muhammad berjudul :"23 Years - A Study of the Prophetic Career of Muhammad", beliau membuat pengakuan tentang al-Quran :

"Al-Quran mengandungi ayat-ayat yang tidak lengkap serta tidak boleh difahami (tanpa penggunaan Tafsir). Ungkapan-ungkapan asing serta kata-kata Arab yang tidak lazim dikenali. Juga kata-kata yang tidak mempunyai maksud yang biasa atau yang lazim. Kata-kata sifat dan kata-kata kerja yang telah diubahkan bentuk perkataannya tanpa mengikut tatabahasa dan nahu Bahasa Arab yang standar.

"Banyak juga Kata-kata ganti yang dipakai secara wewenang dan dengan jelas mencerobohi tatabahasa dan ragam nahu Bahasa-contohnya kata-kata ganti tanpa apa-apa objeknya. Predikat (penjelas subjek dalam satu-satu ayat) yang seringkali tidak ada pertalian dengan subjeknya di dalam ayat-ayat yang berangkap.

"Penyelewengan bahasa dan penyimpangan-penyimpangan seperti tersebut telah sebabkan ramai pengkaji Quran menyangkal keistimewaannya. Masalah-masalah ini juga telah memaksa para mufassirin dan ulamak muslim mencari-cari penjelasan (diluar Quran) dan juga menjadi sumber pertelingkahan dan perselisihan yang hangat di antara mereka."

(23 Years - A Study of the Prophetic Career of Muhammad, Ali Dashti, ms.48,49)

Lepas itu, Ali Dashti melengkapkan kita dengan contoh-contoh kasus yang spesifik penyelewengan-penyelewengan tersebut dengan kajian Quran dari Surah-surah 74, surah 4, surah 2, surah 20, surah 24 dan surah 53.

Ali Dashti telah membuat kesimpulan yang mengejutkan tentang al-Quran apabila beliau merumus seperti berikut :

"Sebagai rumusan, ada LEBIH DARIPADA SERATUS PENYELEWENGAN DAN PENYIMPANGAN TERDAPAT DI DALAM AL-QURAN. Ini mengambil kira penyimpangan dari segi tatabahasa dan nahu Bahasa Arab yang lazim dan sempurna.
Ini telah memaksakan ahli-ahli tafsir al-Quran bergegas-gegas dan bergumul untuk mencari penjelasan 'yang munasabah' untuk membenarkan penyelewengan-penyelewengan itu."

(23 Years - A Study of the Prophetic Career of Muhammad, 1985,Ali Dashti, ms.50)

Seorang ahli cendekia seperti Ali Dashti cukup mantap ilmu Islamnya, oleh kerana pelajaran dan pengajian beliau dengan ulamak-ulamak terkenal di pusat-pusat Islam dan madrasah-madrasah di Iraq. Bahasa Arab beliau cukup lancar kefasihannya karena dia juga telah menulis banyak bahan-bahan ilmiah keislaman dan buku-buku kesasteraan lain dari tahun 1936 sehingga 1974, yakni selama sekurang-kurangnya 38 tahun!

Ali Dashti juga mencapai kejayaan dalam bidang sosio-politik dan berjaya dilantik ke Majlis Parlimen Iran dari tahun 1928 ke 1935. Pada tahun 1941 dan 1943 beliau berjaya dalam pilihan raya berturut-turut, dan dia salah seorang pemimpin yang terkenal Parti 'Adalat (Keadilan)nya.

Pada tahun 1948, Ali Dashti telah dilantik Kerajaan Iran menjadi Duta Besar Iran ke Mesir dan Lubnan (Libanon), dan dia juga telah sandang jawatan Menteri Luar Negara Iran. Pada tahun 1954, Ali Dashti dilantik sebagai Senator Parlimen Iran dan telah memegang jawatan ini untuk 25 tahun sehingga 1979 TM.

Sudah pastilah, seorang pujangga dan alim seperti Ali Dashti di atas, amat layak sekali memberikan satu analisis berilmiah tentang al-Quran, yang telah dipelajari beliau secukup lama dan mendalam. Dan analisis beliau tidak jauh rumusannya dari apa yang telah kita simpulkan dalam kajian Surah ar-Rum di atas.