Dilema Muhammad: “ALLAH Mengutus 124.000 Nabi”

Andaikata benar Allah SWT telah mengirim 124.000 nabi dalam rentang waktu 4600 tahun sejak Adam, maka ini berarti bahwa Allah rata-rata telah mengirim seorang nabi baru ke dunia ini setiap DUA MINGGU, lalu tiba-tiba STOP persis pada wahyu terakhir kepada Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir! Ini berarti banyak sekali wahyu-wahyu Allah yang sudah bertebaran di dunia ini, baik lisan maupun tulisan, yang kesemuanya berkesinabungan lurus dengan Quran dan  Islam.

 

Oleh: Ram Kampas

Kita tahu bahwa dari generasi Adam hingga generasi Abraham ada terbentang 2000 tahunan. Begitu pula generasi Abraham hingga Yesus (tahun Masehi) ada terbentang 2000 tahun kedua. Dengan demikian, dari zaman Adam hingga Muhammad ada terbentang sekitar 4600 tahun. 

Tapi kita juga tahu dari HR Musnad Ahmad no. 22288 bahwa Abu Dharr pernah bertanya kepada Muhammad tentang jumlah nabi-nabi yang ada. Dan beliau berkata:

“(Telah) diutus 124.000 Nabi-nabi, dan 315 diantaranya adalah Rasul-rasul”. [NB. Nabi dalam definisi Islam adalah orang yang mendapatkan wahyu Allah (walau tidak diperintahkan khusus untuk menyampaikannya sebagaimana halnya dengan Rasul)].

Maka izinkanlah kita kini untuk bertanya kepada Muhammad (atau wakil-wakilnya yang manapun) kalau-kalau beliau/mereka yang membuat klaim ini benar-benar paham MATEMATIKA. Sebab, andaikata benar Allah SWT telah mengirim 124.000 nabi dalam rentang waktu 4600 tahun sejak Adam, maka ini berarti bahwa Allah rata-rata telah mengirim seorang nabi baru ke dunia ini setiap DUA MINGGU, lalu tiba-tiba STOP persis pada wahyu terakhir kepada Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir! Ini berarti banyak sekali wahyu-wahyu Allah yang sudah bertebaran di dunia ini, baik lisan maupun tulisan, yang kesemuanya berkesinabungan lurus dengan Quran dan  Islam.

Muhammad berkata: “Setiap Nabi diutus hanya kepada bangsanya sendiri tetapi aku telah diutus kepada seluruh bangsa” (Hadis Shahih Bukhari 7, nomor 331).

Disini kita dapat melihat bahwa Muhammad pada awalnya merasa bahwa Allah tidak akan adil bilamana Dia hanya berbicara dengan satu bangsa pilihan saja. Muhammad tampaknya menolak gagasan bahwa bangsa Yahudi itu adalah bangsa pilihan Allah dengan “satu wahyu kenabian bagi semua bangsa”. Muhammad lebih menginginkan sebuah pewahyuan dalam bahasa Arabik, teks dan bacaannya.  Itu sebabnya, ia melontarkan pernyataan MAHA GHAIB TANPA BUKTI DAN JEJAKNYA  bahwa Allahlah yang telah mengutus 124.000 nabi kepada setiap bangsanya sendiri-sendiri! Tapi yang berakhir dengan ketidak-adilan yang tadinya ditolaknya, yaitu dengan menciptakan bagi dirinya yang Arab sebuah pewahyuan Arabik yang harus diberlakukan untuk seluruh bangsa! Bahkan sampai sholatpun setiap Muslim harus berbahasakan Arab kepada Allah jikalau sholatnya mau sampai ke telinga dan hati Allah.

Mohon Sarjana Muslim bisa tolong menjelaskan kepada dunia hal-hal berikut ini:

1. Ketika Muhammad berkata, “ Setiap nabi (dari angka 124.000 nabi dan angka 315 rasul) diutus hanya kepada bangsanya sendiri”, maka  Allah tampaknya telah mengalokasikan jatah seorang atau beberapa nabi Nya kepada  bangsa-bangsa yang ada, setempat-setempat, alias nabi lokal-Nya masing-masing, yang berbicara dalam bahasa lokalnya sendiri-sendiri. Celakanya Muhammad tidak mampu menyebutkan siapa nabi Allah dari bangsa-Ajam (asing) di luar Yahudi dan Arab. Ia hanya mampu men-spekulasikan (membualkan) angka-angka yang random, semisal 25 nama NABI dalam Quran, 124.000 TOTAL (minus 25) tanpa nama diluar Quran, dan tidak mampu menegaskan berapa  yang termasuk dalam 315 RASUL.

2. Menyebut angka 25, 315, atau 124.000 nabi/rasul adalah sia-sia. Tak berguna sedikitpun! Bilapun Muhammad salah bualan matematikanya  menjadi  24, 310 atau 123.000 nabi, inipun tidak berpengaruh apapun bagi agama Islam. Yang penting adalah apa peran dan ajaran yang Tuhan mau SAMPAIKAN lewat nabi tersebut kepada umatNya! Dan kita semua tahu bahwa Muhammad paling gemar bermain dan membualkan angka-angka kebodohan (yang tak berguna) demi menguatkan hal-hal yang mistis bagi selera pengikut Arabnya yang buta aksara.

SEKEDAR CONTOH ANGKA BUALAN NABI yang dipercaya Muslim:

  • “Sayap Jibril ada 600 pasang”
  • “Karena Muhammad LUPA, maka Malam Qadar diperkirakannya jatuh pada sepertiga akhir bulan Ramadhan, diangka-angka ganjilnya”
  • "Rentang waktu antara pembangunan Masjidil Haram (oleh Ibrahim) dengan Al-Aqsa adalah beda 40 tahun (Bukhari #55, Hadith #585).
  • “Mikraj Muhammad sampai ke surga ke-7. Disini ia membuat angka-angka surga yang terbalik. Ia mendongengkan dirinya bertemu dengan MUSA disurga ke-7, tertinggi, karena Musa memang telah diberi kehormatan berbicara langsung dengan Allah (HSB Book #93, Hadith #608). Tetapi dilain kesempatan Muhammad menyatakan pertemuannya dengan Musa adalah disurga ke-6, dan selanjutnya Ibrahim disurga ke-7 (HSM  Book #1, Hadith #309).

3. Nabi mungkin tidak punya Kitab (entahlah), tapi rasul seharusnya punya kitab yang harus disampaikannya. Jadi dimana KITAB NUH, jika ia disebut sebagai Rasul? Muslim akan menjawab bahwa dimasa Nuh, belum dikenal aksara tekstual, jadi tak ada Kitab Nuh.

Tapi dengan alasan yang sama (non-eksistensi aksara tekstual), koq Ibrahim disebut-sebut sudah punya KITAB IBRAHIM pada zamannya? (QS87:19). Dan anehnya, Kitab ini tidak ditemukan dalam sejarah Islam yang katanya telah hadir sejak Adam diciptakan. Padahal Adam itu Muslim, kan?

4. Muhammad melagak seolah hebat tahu akan jumlah nabi dan rasul. Tapi TAHUKAH dia akan hal yang jauh lebih penting, yaitu tahu akan ISI-AJARAN dan risalah yang dibawakan masing-masing nabi tersebut? Dia menyebut-nyebut Kitab Zaburnya Daud misalnya, sebanyak 3x (Surat 4:163, 17:55, 21:105). Akan tetapi adakah Muhammad dan Muslim tahu akan Kitab ajaib yang harus diimani pula oleh Muslim ini? Tahukan bahwa Zabur bergaya puisi rohani yang sangat indah? Bahwa ia bukan saja terbatas pada kumpulan doa permohonan, dan mazmur pujian, dan nyanyian ucapan syukur, melainkan juga mencakup ratapan dan pengakuan dosa, serta berisi pengajaran dan hikmat, bahkan NUBUAT tentang keberadaan dan jati-diri Yesus Mesias sebagai sosok yang tersalib? Nah, jikalau Nabi Daud telah menubuatkan dengan tepat penyaliban dan kebangkitan Al-Masih 1000 tahun sebelumnya, kenapa Muhammad koq masih datang dengan “wahyu” sepihak yang menyalahinya? Muslim sering tidak paham, bahwa Nubuat yang terbukti, adalah keabsahan ilahiah yang tidak bisa dibantah lagi. Ia shahih 1000 x ketimbang ayat Quran yang hanya klaim, tanpa bukti apapun!

5. Dan yang paling memalukan Islam adalah, SIAPAKAH kiranya seratusan ribu nabi-nabi itu yang telah menerima wahyu Allah SWT-ISLAMI yang dapat dicari jejaknya diseluruh dunia? Disini Ulama diam seribu bahasa karena tidak bisa menampilkan SATU SOSOK NABI ISLAMI LOKAL (yang telah diutus oleh Allah Islam) yang mengajarkan ajaran-ajaran ala Muhammad kepada bangsa lokalnya. Tak ada Nabi Islami sebelumnya di Tiongkok misalnya. Entah itu Lao Tze, atau Kong Hu Cu dll., semuanya tidak ada yang mengajarkan jihad dan adanya dunia akhirat, sebaliknya Kong Hu Cu berkata,“Jika kalian masih belum tahu tentang kehidupan, bagaimana kalian tahu soal kematian?”  Demikian pula dengan di India. Tak ada nabi Hindu sejak 1200 SM yang memberitakan ajaran-ajaran NON-Veda, kekerasan kepada kafir, atau mengajar diluar konsep Karma dengan reinkarnasinya. 

Atau lebih gampangnya, jangankan 124.000 nabi, namun cukup Ulama Indonesia  temukan ANGKA MATEMATIKA, SATU SAJA nabi Islami di tanah Indonesia sebelum abad ke-6?

Di Taruma Negara? Malawarman? Dengan bahasa atau Kitab lokalnya!