Berhati-hatilah Terhadap Perangkap Pria Muslim
Saya dapat melihat bahwa anda mencintai pria ini. Saya kuatir cinta ini tidak akan menghasilkan buah. Hubungan ini tidak akan memberimu apapun selain kepedihan dan akan menghancurkanmu dan anak-anakmu kelak. Hidup anda adalah untuk anda, bukan anak-anak anda. Banyak wanita yang menikah dengan pria Muslim dan melahirkan anak-anak ke dalam dunia ini hanya untuk menyiksa anak-anak mereka secara fisik dan psikologis, memberi perlakuan keras dan mencuci otak anak-anak tersebut. Itu masih dapat diampuni karena mereka melakukannya oleh karena ketidaktahuan. Alasan tersebut tidak berlaku bagi anda. Anda tahu Islam itu jahat dan anda tahu anak-anak yang akan anda lahirkan kelak akan menderita jika anda menikahi pria itu.
Oleh Ali Sina, 18 Agustus 2013
Hai Ali Sina,
Saya ingin meminta nasihat anda oleh karena anda mempunyai banyak pengalaman baik yang bersifat pribadi maupun hasil riset. Mantan pacar saya yang telah berpisah dengan saya sejak sebulan lalu adalah seorang pria Muslim Arab. Ia bukanlah orang yang tidak berpendidikan, melainkan ia sedang menyelesaikan studinya untuk mendapat gelar Doktor. Kami berhubungan selama setahun dan kami berencana untuk menikah. Saya harus menyampaikan pada anda bahwa saya beragama Kristen Ortodoks, dan ia seorang Muslim Sunni. Saya mempunyai pengetahuan yang dalam mengenai Alkitab dan tulisan-tulisan para Bapa Gereja mula-mula, dan ini membuat saya ingin lebih mengetahui lebih banyak dan membuat perbandingan dengan Islam. Saya tidak tahu apa yang akan saya temukan. Seakan-akan semua yang suci dan sakral dalam iman Kristen mula-mula dibatalkan dalam Islam dan semua perbuatan dosa dan terkutuk dimuliakan dan dianjurkan dalam Quran dan Hadith. Semakin saya mengetahui tentang Islam, semakin saya tidak dapat merasa nyaman dengan Islam.
Dalam beberapa kesempatan saya mencoba bertanya tentang Islam, tetapi ia kemudian menyangkalinya dengan keras, marah dan kemudian menghindari topik tersebut. Setelah beberapa waktu, saya mengerti bahwa ia tidak mengetahui jawabannya karena ia tidak mempunyai pengetahuan mendalam mengenai Islam karena ia terus mengatakan bahwa para cendekiawan Muslim tahu lebih banyak, sedangkan ia tidak, dan agar saya menyaksikan mereka berdebat dalam video-video Youtube. Sejujurnya, saya tidak dapat mengambil kesimpulan dari debat-debat tersebut sekalipun saya menontonnya secara sembunyi-sembunyi, saya mulai melihat adanya tren penipuan yang digunakan untuk membenarkan Islam. Saya menyadari hal itu karena pacar saya sendiri tidak mempunyai pengetahuan yang memadai untuk menjawab pertanyaan saya; ia akan marah sebagai pembelaan diri agar ia tidak usah membicarakan hal itu.
Saya mengabaikan masalah untuk sementara, tetapi ketidakpastian yang konstan mengenai bagaimana anak-anak kami akan dibesarkan atau bagaimana akhir dari semua ini, dan semuanya semakin menjadi-jadi. Kami selalu bertengkar tentang hal-hal sepele dan sayangnya hal itu berkenaan dengan agama atau bagaimana ia dikondisikan untuk memandang hidup ini. Seiring waktu saya belajar lebih banyak tentang Islam dan saya dapat melihat dengan jelas darimana asal tingkah laku dan sikapnya itu. Saya juga harus menyampaikan bahwa ia bukanlah orang yang jahat dan ia memperlakukan saya dengan baik.
Akhirnya, yang menyebabkan ia memutuskan hubungan kami adalah ketidakmampuannya untuk melihat masa depan kami bersama karena ia ingin agar anak-anak kami menjadi Muslim, dan sebagainya. Dalam pertengkaran kami yang terakhir kalinya, oleh karena marah terhadap fakta bahwa ia buta akan kebenaran, saya berteriak mengatakan bahwa Quran adalah kitab sampah dan Muhammad adalah seorang pedofil, dan nampaknya ia sekarang ada di neraka, dan banyak hal lainnya mengenai kemunafikan Islam. Jadi, beberapa hari kemudian, ia mengatakan kepada saya bahwa ia tidak dapat memaafkan saya karena pertengkaran kami yang terakhir dan tidak dapat tetap bersama orang yang berbicara seperti itu mengenai junjungannya Muhammad.
Masalahnya adalah ia tidak tahu apa-apa tentang Islam; ia awam terhadap Islam. Kami berpisah sebulan lalu dan ia masih menelpon saya sekali seminggu untuk menanyakan kabar saya dan peduli pada saya (lihat: about me). Kini saya mengalami fase marah/depresi/penyangkalan terutama karena saya tahu jika Islam tidak berada di antara kami tentu kami tidak akan mempunyai hal besar untuk dipertengkarkan. Saya tidak suka bertengkar, tetapi bagi saya kebenaran adalah hal yang mendasar. Untuk menghilangkan kepedihan dan air mata saya, saya mulai membaca kesaksian-kesaksian mengenai para wanita yang telah mengalami hal yang sama dengan saya, dan saya menemukan situs anda. Setelah membaca banyak kesaksian mengenai orang-orang yang meninggalkan Islam, artikel-artikel anda, beberapa debat dan komentar, saya merasa lebih baik. Namun demikian, semakin banyak saya membaca, semakin besar harapan saya agar mantan pacar saya “melihat terang”. Saya tahu ia belum pernah membaca Quran dan Hadith sampai habis karena ia tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dan mengarahkan saya kepada para cendekiawan Muslim. Saya benar-benar ingin mendapatkan cara untuk menantangnya agar benar-benar membaca dan merenungkan Quran tanpa terkesan memaksanya. Ia telah yakin bahwa Quran itu dari Tuhan dan ia akan selalu menjadi orang Muslim hanya dengan cuci otak.
Saya berpikir untuk mengiriminya surel meminta klarifikasi mengenai beberapa isu penting dalam Quran dan Hadith dan memintanya menjelaskan pada saya bagaimana pandangannya mengenai hal-hal tersebut. Namun demikian, saya takut usaha saya itu akan balik menyerang saya karena ia akan bersikap defensif dan menolak kritik saya dengan mengatakan bahwa saya tidak tahu apa-apa karena saya bukan Muslim, 'keluar dari konteks' atau 'banyak penafsiran', dan sebagainya. Di lain waktu saya berpikir lebih baik ia menemukannya sendiri tetapi pemikiran itu membunuh saya dari dalam karena sekarang saya mengetahui hal-hal itu dan kami tidak bersama lagi oleh karena Islam dan saya merasa saya harus berbuat sesuatu mengenai hal itu.
Tolonglah saya menemukan cara yang terbaik untuk mengatasi masalah yang penting ini karena saya mengetahui bahwa jika ia meninggalkan Islam maka kami akan bersatu kembali untuk membangun sebuah keluarga. Mungkin diperlukan strategi yang bertahap atau satu pukulan yang mengejutkan. Saya tidak tahu. Mohon Bapak memvisualisasikan situasi ini dan berdasarkan pengalaman Bapak dengan orang Muslim, pendekatan apa yang yang paling baik yang dapat digunakan. Saya sungguh menghargai bantuan anda.
Terimakasih
Salina yang baik,
Saya dapat melihat bahwa anda mencintai pria ini.Saya kuatir cinta ini tidak akan menghasilkan buah. Hubungan ini tidak akan memberimu apapun selain kepedihan dan akan menghancurkanmu dan anak-anakmu kelak. Hidup anda adalah untuk anda, bukan anak-anak anda. Banyak wanita yang menikah dengan pria Muslim dan melahirkan anak-anak ke dalam dunia ini hanya untuk menyiksa anak-anak mereka secara fisik dan psikologis, memberi perlakuan keras dan mencuci otak anak-anak tersebut. Itu masih dapat diampuni karena mereka melakukannya oleh karena ketidaktahuan. Alasan tersebut tidak berlaku bagi anda. Anda tahu Islam itu jahat dan anda tahu anak-anak yang akan anda lahirkan kelak akan menderita jika anda menikahi pria itu.
Anda bertanya pada saya apa yang dapat anda lakukan untuk menolongnya. Tidak ada! Bahkan Yesus pun tidak mampu menolong orang yang tidak mau menerima pertolongan-Nya. Bukan demikian cara kerja keselamatan. Untuk dapat menerima pertolongan, orang harus memintanya. Pria tersebut tidak meminta. Faktanya ia menolak. Anda tidak dapat berbuat apa-apa soal itu. Tinggalkanlah dia dan selamatkanlah diri anda dan anak-anak yang anda lahirkan kelak.
Ya, saya mengerti putus hubungan pasti menyakitkan. Siapa yang tidak pernah mengalaminya? Tetapi tidak seorangun yang mati karenanya. perasaan-perasaan itu akan berlalu. Anda akan menemukan orang lain yang anda kasihi dan ia pun mengasihi anda. Ada banyak ikan di laut.
Saya tidak menyetujui pernikahan antar budaya. Pernikahan antar ras dapat diterima, selama pasangan tersebut mempunyai kebudayaan yang sama. Pernikahan antar budaya dapat mendatangkan masalah, sekalipun pasangan tersebut berkebangsaan sama, jika mereka dibesarkan dalam budaya yang berbeda. Hidup mempunyai tantangannya sendiri; lalu mengapa harus menambahkannya lagi? Kita tidak datang ke dalam dunia ini untuk menderita. Kita dilahirkan ke dalam dunia untuk menikmati hidup, untuk mengasihi dan dikasihi, bukan berperang, terutama gara-gara agama. Untuk apa mendapatkan siksaan tambahan seperti itu dalam hidupmu?
Dimana ada keselarasan dan tujuan yang sama, kasih dapat bertumbuh. Tanpa kedua hal itu kasih akan segera mati dan anda terhukum menjalani hidup dengan orang asing. Jika orang asing itu adalah seorang pria Muslim yang chauvinis, hidup anda akan seperti dalam neraka. Ia ingin mengendalikan hidup anda. Ia akan membunuh jiwa anda. Bacalah kisah-kisah wanita yang menikahi pria Muslim. Mereka semua mengatakan betapa pada awalnya segala sesuatunya indah dan kemudian menjadi neraka. Mengapa anda beranggapan hidup anda dapat berbeda dengan mereka?
Anda mengatakan bahwa ia bukanlah orang yang tidak berpendidikan. Kita manusia tidak hanya sekadar homo sapiens. Kita juga adalah homo divinus. Tidak ada keilahian dalam diri orang Muslim. Mereka dipenuhi ketakutan kepada Tuhan. Hanya iblis yang takut kepada Tuhan. Tuhan adalah kasih. Kita mengasihi Tuhan dengan cara mengasihi ciptaan-Nya dan sesama kita. Tuhan ada dalam diri manusia. Orang Muslim membenci orang lain. Dengan membenci orang lain mereka membenci Tuhan. Tanyakanlah pria itu apa perasaannya terhadap orang Yahudi. Anda tentu sudah tahu jawabannya. Dan janganlah percaya pada dusta mereka bahwa mereka hanya membenci Zionis. Kebencian mereka terhadap orang Yahudi ada dalam Quran dan tidak ada kaitannya dengan Zionisme.
Mantan anda sama seperti semua Muslim lainnya. Mereka semua tidak tahu apa-apa tentang Islam dan beranggapan para cendekiawan mereka tahu segalanya. Orang-orang Muslim yang malang ini terperangkap dalam kepompong dusta. Tetapi anda tidak dapat menolong mereka. Mereka harus menjalani metamorfosis spiritual mereka sendiri dan merobek kepompong itu dari dalam. Tidak ada yang dapat anda lakukan bagi mereka.
Anda mengatakan bahwa pria ini bersikap baik pada anda. Itu tidak akan berlangsung lama. Sekali anda menikahinya, apalagi anda melahirkan anak-anaknya, segala sesuatunya akan berubah secara drastis menjadi semakin buruk. Ada satu atau dua pengecualian, tetapi normalnya demikian. Bacalah apa yang dikatakan oleh para wanita non Muslim lainnya yang menikahi pria Muslim. Di bawah pengaruh agama mereka, orang Muslim bertumbuh dalam masyarakat patriarkhal yang memandang wanita sebagai barang milik pribadi. Pria Muslim tidak berdaya untuk tidak menganggap istri mereka sebagai properti mereka. Ia ingin mengendalikan cara anda berpakaian, siapa saja yang boleh menjadi teman anda, gerakan anda bahkan pikiran anda. Ia yakin bahwa anak-anak adalah miliknya. Ini ada dalam benaknya sebagai fakta yang tidak dapat dinegosiasikan. Pola berpikir seperti ini bersifat kultural; berakar mendalam di jiwa setiap orang Muslim. Ia beranggapan pria adalah penjaga wanita dan beranggapan sudah menjadi haknya untuk memperbaiki [tingkahlaku] istrinya dengan memukulinya (Sura 3:34).
Pola pikir seperti itu tidak dapat berubah selama orang tersebut percaya bahwa Islam berasal dari Tuhan. Seorang Muslim dapat mengatakan pada anda bahwa ia percaya pada kesetaraan antara pria dan wanita. Tetapi ia berdusta. Jika ia tulus, maka ia tidak akan ragu untuk mengatakan bahwa Quran telah keliru dalam hal ini. Tetapi orang Muslim tidak berkata demikian. Alih-alih mereka berusaha membenarkannya dan merasionalisasikannya dengan relativisme historis. Tidak seorangpun dapat mempunyai keyakinan yang berbeda pada saat yang bersamaan dan bagi seorang Muslim yang berlaku adalah apa yang dikatakan oleh agamanya. Di benak mereka, baik pria maupun wanita Muslim, mereka setuju bahwa pria berkuasa atas wanita, bahwa wanita itu inferior dan kurang cerdas. Wanita harus mengikuti para pria mereka berkenaan dengan keputusan-keputusan besar.
Untuk mengubah cara berpikir seperti itu, anda harus mengubah keyakinan mereka kepada Islam. Anda tidak dapat melakukannya. Itu bergantung kepada mereka, dan orang Muslim tidak sudi menyingkirkan penghalang penglihatan mereka itu. Dalam keprihatinan anda, anda harus melihat mereka sebagai jiwa-jiwa yang tersesat dan anda harus menjauhi mereka. Tinggalkanlah pria itu dan lanjutkan hidup anda.
Masyarakat islami adalah masyarakat yang tidak mengenal kasih. Pria Muslim secara emosi berkekurangan. Mereka tidak memahami kasih. Mereka suka menipu dan mempermainkan orang. Sesungguhnya pria ini telah meninggalkan anda tetapi ia terus menelepon anda. Ia ingin memaksa anda tunduk kepadanya. Ia terus menghubungi anda untuk melihat kapan anda akan hancur hati dan jatuh di kakinya meminta pengampunan. Ia memainkan permainan ini karena ia merasa anda mencintainya dan oleh karena itu anda rapuh. Bila ia menyadari bahwa anda telah pergi, maka ia akan panik. Ia akan berlari kepada anda dan mengatakan pada anda betapa ia mencintai anda dan tidak dapat meninggalkan anda. Oh ya, ia juga akan meneteskan air mata. Saya mengetahui hal ini walaupun saya tidak mengenalnya. Semua Muslim, seperti halnya nabi mereka, adalah orang-orang yang narsisistik dan saya tahu apa itu narsisisme.
Anakku, orang Muslim tidak memahami kasih. Kasih tidak dapat eksis tanpa kebebasan. Orang yang ingin mengendalikan anda, yang mengatakan pada anda apa yang harus anda percayai, bagaimana anda harus berpakaian dan siapa orang-orang yang boleh berbicara dengan anda, tidak mengerti kasih. Ia adalah orang yang berkekurangan. Ia ingin memiliki anda, mengendalikan anda, dan mengurung anda dalam sangkarnya. Ia akan melakukan hal yang sama pada anak-anak anda. Orang yang memelihara burung dalam sangkar tidak mengasihi burung itu. Orang Muslim berasal dari agama dan kebudayaan dimana kasih tidak eksis.
Kasih antara pria dan wanita adalah sebuah fenomena baru. Bahkan usianya belum mencapai 100 tahun. Ia lahir ketika wanita menjadi setara dengan pria. Sebelumnya, manusia merasakan ketertarikan besar terhadap pasangannya, bukan kasih. Setelah hidup bersama, mereka merasa adanya keterkaitan terhadap satu sama lain seperti yang anda rasakan terhadap hewan peliharaan anda. Kasih tidak dapat eksis tanpa kesetaraan. Ini sesuatu yang baru di Barat, tetapi jarang terdapat di banyak belahan dunia lainnya dan tidak ada dalam masyarakat islami yang patriarkhal. Anda tidak dapat mengharapkan seorang pria Muslim mengenal kasih, seperti halnya anda tidak dapat mengharapkan seekor kucing paham tentang kalkulus. Anda mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk memenangkan undian daripada menemukan kasih dalam diri seorang pria Muslim.
Pria ini dapat memanipulasi anda dan berusaha memaksa anda sehingga ia dapat mengendalikan anda secara psikologis dan menundukkan anda secara emosional. Semua ini adalah indikasi yang jelas bahwa ia tidak mengasihi anda. Ia tidak dapat mengasihi karena ia belum mencapai kedewasaan spiritual dan emosional untuk mengasihi.
Jika dia menelepon anda lagi, mintalah ia membaca artikel ini dan katakan padanya untuk tidak menelepon anda lagi karena anda ingin melanjutkan hidup anda dan menutup bagian ini dalam hidup anda. Ia kemudian akan panik. Lalu katakan padanya untuk membaca buku saya. Ia dapat memperoleh edisi terakhir buku saya (Understanding Muhammad - Psikobiografi Nabi Allah) di situs Amazone. Juga tersedia dalam bentuk buku elektronik. Jika ia membacanya ia akan meninggalkan Islam. Setiap Muslim yang membaca buku saya akan meninggalkan Islam. Ia bahkan tidak ingin lagi mengetahui apa yang dikatakan para cendekiawan Muslim karena segala sesuatunya akan menjadi jelas baginya dan ia akan memahami Islam dengan lebih baik daripada mereka. Jika ia tidak mempunyai uang [untuk membeli buku tersebut] saya dapat mengiriminya edisi terdahulu dalam bentuk PDF. Memang tidak selengkap edisi terbaru, tetapi penjelasannya lengkap.
Jika ia menolak membaca buku saya, ucapkan selamat tinggal padanya. Pergilah “memancing”. Ada sangat banyak pria yang baik di luar sana. Lain kali, jangan berkencan dengan orang Muslim. Berhati-hatilah karena kebanyakan dari mereka akan mengatakan pada anda mereka bukanlah orang Muslim yang bertaqwa. Jangan terjebak. Kecuali mereka mengakui bahwa Muhammad adalah seorang penjahat, monster iblis yang melakukan kejahatan yang mengerikan, jangan percaya pada mereka. Tingkah mereka seakan-akan mereka bukan orang Muslim adalah tipu daya. Segera setelah anda jatuh ke dalam perangkap mereka, mereka akan mulai memaksa anda untuk tunduk kepada mereka dan akan berusaha agar anda menelan agama mereka.
Saya baru saja menonton film dokumenter mengenai pernikahan paksa. Silahkan melihatnya karena akan memberikan anda penjelasan mengenai pikiran pria Muslim. Apakah mereka berpendidikan atau tidak, mereka semua mempunyai cara berpikir yang sama.
www.faithfreedom.org/forced-marriage-in-australia-four-corners/
Artikel dipetik dari Indonesian.alisina.org